Le Monde de Midi

Vouloir c'est Pouvoir

Pekat malam kembali menyudutkanku ke dalam sudut-sudut tumpul perasaan. Saat semua yang kuputuskan telah berjalan sesuai rencana, namun tiba-tiba rasa penyesalan itu muncul sebagai awal titik lemahku terkuak. Aku menyesali keputusanku yang secepat itu membuka lembar demi lembar perasaan yang sekian lama aku sembunyikan. Aku menyesalinya.

Ah, sudahlah. Tak ada gunanya lagi membicarakan sesuatu yang sudah telanjur dimuntahkan. Aku memang ceroboh. Aku memang bodoh. Secepat itukah aku menyerah menyembunyikan denting-denting rindu untuknya?


Di bawah temaram bulan yang bersinar malam ini, aku mencoba mengikhlaskan segalanya. Mencoba merelakan lembaran perasaan yang telanjur aku buka. Mungkin itu pilihan tepat yang memang Tuhan gariskan untukku. Dapatkah aku melakukannya?

Ah, lama tak bertemu. Apa kabar? Tak terasa setahun sudah terlewati. Kau masih seperti dulu, 'kan? Kau masih seperti kau yang terekam dalam memoriku, 'kan? Aku harap begitu. Semoga kau tak berubah. Dan jika berubah, semoga Allah menjadikanmu seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Kau tahu? entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa ada sesuatu yang ganjil terjadi dalam hatiku saat teringat tentangmu. Tiba-tiba saja aku sedih ketika mengingatmu, terlebih saat melihat akun media sosial yang kau miliki. Padahal, biasanya aku tak seperti ini. Biasanya aku bisa menghadapi dan melewati perasaan seperti itu dengan senyum dan tertawa di akhir. Tapi sekarang, aku tak bisa melakukannya. Mengapa?

"Hati itu bagai sebuah balon, lalu rasa rindu itu bagaikan udara yang dimasukkan ke dalamnya. Pada saatnya, balon akan mencapai titik jenuhnya dan meledak. Begitu pun perasaan yang kau rasakan. Pada akhirnya akan memaksa keluar dan menjadikannya bulir yang mengalir dari kedua matamu. Tak apa-apa, itu manusiawi."

Begitulah perkataan temanku tadi malam saat aku bercerita padanya tentang perasaan yang tengah kurasakan. Ternyata berpura-pura kuat itu melelahkan, bahkan menyakitkan. Belajar sabar dan ikhlas itu sangat berat. Terkadang aku berpikir untuk melepasmu saja. Toh sampai sekarang, setelah kurang lebih tiga tahun menunggu, belum ada kepastian jelas tentang perasaanku ini. Perlu digarisbawahi, hal yang kurasakan ini, aku sadar bahwa ini bukan sebuah harapan palsu atau yang sekarang lebih tren dengan istilah PHP. Bukan. Ini bukan PHP. Aku tak pernah tahu kau memang memberi harapan itu atau tidak. Aku tak pernah tahu itu. Mungkin memang hanya aku yang melebih-lebihkan segala apa yang kau lakukan itu ditujukan kepadaku. Yah, mungkin demikian. Aku yang terlalu berharap. Tapi, ah, perasaan orang siapa yang tahu? Mungkin juga akan terjadi hal sebaliknya, bukan? Ya, kembali ke permasalahanku sebelumnya. Terkadang aku berpikir untuk melepasmu saja. Tapi bersamaan dengan itu, sisi hatiku yang lain terus menolak untuk melepasmu. Sudah hampir tiga tahun. Terlalu sayang jika dilepas begitu saja. Aku pernah membaca suatu kalimat

Jika kau menunggu seseorang yang kau cintai dengan tulus dan sabar, maka suatu saat, entah kapan waktunya, Tuhan pasti akan mempertemukan kalian.

Benarkah kalimat itu? Terkadang aku pun ragu dengan kalimat semacam itu, walaupun di sisi lain aku tetap menggunakan kalimat tersebut untuk menguatkan hatiku. Aku akan menunggumu. Aku akan belajar tulus dan sabar untuk menunggumu.

Semoga suatu saat kelak, entah kapan waktunya, kita dapat bertemu kembali. Saling bertegur sapa, saling tersenyum, saling berjabat erat, bertukar cerita. Dan semoga saat bertemu kelak, kita dipertemukan dalam keadaan yang lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Semoga kita dapat saling mengisi hal-hal baik untuk menjalani hidup. Saling menasihati dalam setiap hal kebaikan dan kesabaran serta saling mengingatkan jikalau diantara kita melakukan suatu kesalahan.

Itu doaku pada Tuhan. Semoga kau yang di sana juga demikian.

Depok, 8 Juli 2013

"Ya, kalau mau jujur jadi berasa. Tata bahasa yang merujuk ejaan yang disempurnakan seolah terpinggirkan. Dan orang muda atau anak-anak sekarang lebih memilih bahasa alay karena dianggap lebih keren, asyik, singkat, dan memudahkan proses komunikasi mereka." (Samuel Mulia - Penulis Kolom KOMPAS)



Alay? Boleh -boleh saja, kok. Itu merupakan salah satu fase kehidupan. Saya pun pernah alay. Tapi tak sadarkah kalian? Penggunaan bahasa alay seperti ini bisa merusak tata ejaan yang disempurnakan dalam Bahasa Indonesia. Saya melihat fakta bahwa, akhir-akhir ini banyak sekali generasi muda yang tidak sepenuhnya mengerti bagaimana tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mengapa? Karena mereka memilih bahasa alay untuk digunakan dalam komunikasi sehari-hari karena dirasa lebih simpel, dan mudah dipahami dibanding menggunakan Bahasa Indonesia yang baik. Jujur saja, saya pun kadang melakukannya. Tapi setidaknya saya terus berusaha untuk meminimalisir penggunaan bahasa alay tersebut. Mengapa? Karena dalam belajar, saya membutuhkan penggunaan Bahasa* yang baik untuk memahami subjek yang saya pelajari.

Bagi kalian yang menganggap bahasa alay adalah gaul, mohon maaf saja, menurut saya tidak. Karena bagi saya, bahasa alay dapat merusak kebanggaan saya sebagai Bangsa Indonesia.

Lihat saja, di luar sana banyak sekali warga negara lain yang mempunyai semangat tinggi untuk mempelajari Bahasa. Sedangkan kita, sebagai pemilik Bahasa itu sendiri, apakah kita sudah mempelajarinya dengan baik?

Ayolah kawan, mulai sekarang cobalah pelajari Bahasa kebanggaan kita dengan benar. Tak malukah kalian dengan bangsa lain yang dengan bangga tetap menggunakan bahasa mereka dengan baik? Apakah kalian akan tetap menggunakan bahasa alay untuk berkomunikasi dengan orang asing yang baru belajar Bahasa? Tentunya tidak, bukan? Karena mereka hanya mempelajari Bahasa dengan tatanan yang baik dan benar, bukan bahasa alay. :)

Satu lagi, penulisan dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar lebih enak dibaca daripada penulisan dalam bahasa alay, bukan? Dan tentunya tidak membuat yang membaca sakit mata dan berpikir dua kali untuk bisa membaca dan mengerti arti tulisan tersebut. :)


*Bahasa: kata yang sering dipakai untuk menggantikan penyebutan Bahasa Indonesia.

This article is my essay task to complete my English subject in college. I don't know it is good or not but I hope this article may help you if you have a writing task :)


Sex Education in School
There are many people who talk about sex. Students are the one of them all. But as we know, there are so many students who still misunderstand about the definition of sex. We need some ways to make the students can understand about sex. Sex education in school is one of some ways to resolve this problem. It helps the students to understand what the sex is. Not only about the definition of sex, but they also know about some phenomenon around the sexual life like sexual disorder and their negatives.

There are so many definitions about sex. According to Oxford Dictionary, sex is either of the two main categories (male and female) into which humans and most other living things are divided on the basis of their reproductive functions. The other say that sex is the sum of the structural and functional differences by which the male and female are distinguished on the phenomena on behavior dependent on these differences. Besides that, sex is also definite as the instinct on attraction drawing one sex toward another, or its manifestation in life and conduct.

In our life, there are some sex phenomenon like sexual disorder. Sexual disorder is a condition where someone has differences with others in their sexual life. One of examples of sexual disorder is homosexual. Homosexual is a condition where people do not have any interest with someone in different gender, they might like someone with the same gender as them. Homosexual is categorized in two, gay for the men and lesbian for the women. Homosexual happens from many causes. For example, it comes from family circumstance. Family is the first environment for people to start their life. If there is an unresolved problem in a family life, it could cause the members get frustrate and they would change their life style, for example become homosexual.

This sexual disorder causes many negative effects for people who have it. Many people who have sexual disorder are underestimated by others. The other negative effects are the family members of people who have sexual disorder feel ashamed because of them. They will also get difficulty in their social life because the others’ underestimate.

Sex education in school is really important to do. It helps to show up what the sex is. So the students can really understand about sex and their negatives.


Haloooo....
Saya ada sedikit cerita pas liburan tanggal 9 Mei kemarin nih kawan. Waktu liburan tersebut saya gunakan untuk pergi ke Kota Tua bersama kawan-kawan satu kontrakan saya. Mereka ada Mirna, Rosy dan Rizka. Kami berempat bertolak dari Depok sekitar pukul 10.00 menggunakan KRL dari Stasiun UI menuju Stasiun Jakarta Kota. Kami cukup menggunakan satu KRL saja untuk sampai di kawasan Kota Tua. Nah, dari Stasiun Kota, kami cukup berjalan kaki selama beberapa saat untuk sampai di kawasan Kota Tua tersebut.


Sedikit sejarah tentang Kota Tua nih...
Kawasan Kota Tua adalah sebuah wilayah kecil yang terdapat di Jakarta. Kawasan Kota Tua ini melintasi Jakarta Pusat dan Jakarta Barat dengan luas wilayah 1,3 km persegi. Dulunya, kawasan KoTu ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan oleh pemerintah Kolonial Belanda di Batavia atau yang sekarang disebut Jakarta.

Museum Fatahillah, salah satu bagunan di kawasan KoTu
Di kawasan tersebut terdapat beberapa museum seperti Museum BI, Museum Bank Mandiri, Museum Wayang, Museum Fatahillah dan beberapa bangunan lain seperti Kantor Pos dan sebagainya. Sayangnya, saat saya dan kawan-kawan berkunjung ke sana, museum-museum tersebut sedang tutup. Mungkin karena hari tersebut merupakan hari libur nasional, jadi museum-museum yang ada di kawasan KoTu tersebut tidak beroperasi.

Walaupun kami tak berkesempatan untuk mengunjungi meseum-museum yang ada, tapi kami tetap bisa menikmati suasana KoTu yang masih terasa kuno. Saat mengunjungi kawasan ini, kami merasa kembali ke jaman pemerintahan kolonial karena gedung-gedung yang ada di sana masih benar-benar asli peninggalan Belanda. Selain itu, jika ingin berkeliling kawasan KoTu juga disediakan penyewaan sepeda onthel untuk para pengunjung yang tentu saja akan menambah kesan klasik kunjungan di Kota Tua. Sayangnya kami tak menggunakan fasilitas tersebut karena suasana saat itu benar-benar ramai, dan bersepeda di kondisi ramai seperti itu membuat kami tidak nyaman. Karena kami hanya berjalan kaki untuk berkeliling kawasan Kota Tua, jadi tak semua kawasan kami kunjungi. Selain kondisi saat itu yang sangat terik, kawasan Kota Tua juga cukup luas untuk dijelajahi dengan hanya berjalan kaki.

Rosy di depan Museum Wayang
Fasilitas penyewaan sepeda onthel
Setelah puas berkeliling kami kembali ke spot awal, yakni pelataran Museum Fatahillah. Di pelataran Museum ini kita bisa menikmati berbagai pertunjukan yang dilakukan oleh komunitas seni yang ada di kawasan Kota Tua tersebut. Selain dapat menikmati pertunjukan yang tersedia, kita juga dapat berfoto dengan berbagai jenis patung yang diperagakan oleh manusia
.
Saya bersama manusia patung nelayan
Jika kalian sudah puas berkeliling kawasan KoTu, bisa mampir ke sebuah kafe yakni Cafe Batavia untuk mengisi ulang energi yang sudah terkuras. Sayangnya, harga  makanan di sini lumayan tinggi. Namun kata kawan-kawan yang sudah pernah menikmati hidangan di sana, rasa hidangan yang tersedia sesuai dengan nilai yang dibayarkan. Saat itu, kami berempat tidak mampir ke kafe tersebut karena sudah membawa bekal dari rumah untuk menghemat ongkos. Maklum sajalah namanya juga masih pelajar :D

Rizka di depan Cafe Batavia
Setelah menghabiskan santap siang, kami berempat melanjutkan acara foto-foto di kawasan Kota Tua. Yuk, tengok beberapa photoshootsnya *cekidot*

















Nah, itulah sekelumit cerita tentang perjalanan saya ngebolang bersama kawan-kawan satu kontrakan. Rencananya kalo pas ada libur, kami mau melancong ke Kawah Putih di daerah Bandung niiih. Doakan saja yaa ^^

About this blog

Total Pageviews

Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Followers

Let's Talk

Quelle heure est-il?

Most Viewed

Labels